Rabu, 07 Mei 2008

NAGABONAR (masih) 1 is BACK

21 tahun bukan waktu yang pendek untuk sebuah film dapat terus diingat oleh para penontonnya… film Nagabonar adalah salah satu film Indonesia yang masih terus melekat di hati penonton Indonesia

Gembira, salut dan haru… itu yang saya rasakan saat menyaksikan kembali film Nagabonar di layar lebar saat Premiere kemarin malam. Film yang diproduksi tahun 1986 dan release di bioskop tahun 1987, telah mengalami perbaikan besar-besaran secara teknis agar dapat kembali disaksikan dengan kualitas yang baik. Saya tidak terlibat langsung dalam proses ini, tapi cukup mengikuti step by step prosesnya. Mulai dari kondisi negative dan positive film-nya yang hancur, warnanya yang hilang, scratch, berjamur sampai dengan sound-nya yang sudah parah...

Dengan niat dan semangat yang tinggi, bang Deddy Mizwar dan tim melewati semua proses untuk memperbaiki kondisi film yang rusak ini, dan Alhamdulillaah.. walaupun harus mengeluarkan biaya yang besar (bisa buat bikin 1 film baru..he..he..), keribetan teknis yang luar biasa dan tentu saja waktu yang cukup panjang (hampir setahun…), akhirnya film ini bisa release kembali di bioskop mulai besok hari Kamis tanggal 8 Mei 2008, si semua jaringan bioskop di Indonesia… bertepatan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional…

Rasa haru yang saya rasakan awalnya mungkin lebih karena hubungan emotional yang besar, karena saat film ini dibuat – saya masih usia SMP – mengikuti proses produksinya mulai dari persiapan sampai shooting, juga hadir, menyaksikan dan merasakan kemenangan film ini sebagai film terbaik di FFI 1987…. dan 20 tahun kemudian merasakan kerinduan pada tokoh legendaris ini, kemudian terinspirasi untuk membuat film Nagabonar jadi 2, yang Alhamdulillaah juga menjadi Box Office… dan menjadi film terbaik FFI 2007...

Tapi ternyata keharuan itu menjadi semakin dalam ketika melihat reaksi penonton-penonton muda yang menyaksikan premiere kemain malam, mereka adalah penonton muda yang 21 tahun lalu belum lahir atau masih sangat kecil dan belum menyaksikan film ini, lucunya termasuk beberapa bintang film Nagabonar jadi 2, yang sejujurnya juga belum pernah menyaksikan film fenomenal ini... :) Mereka bisa tertawa dan menangis, bahkan beberapa tidak percaya kalau film ini adalah produksi sineas Indonesia 21 tahun yang lalu…

Rasanya respon mereka tidak berlebihan, menyaksikan film ini adalah menikmati sebuah film dari alur scenario yang luar biasa matang dari seorang sastrawan besar Asrul Sani (Alm), berkali-kali saya harus berdecak kagum dengan dialog-dialog yang begitu sarat makna, problema sampai dengan rasa kebangsaan yang tersirat di film in masih sangat relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini… karakter-karakter yang kuat divisualkan dengan sangat sederhana, natural dalam pengadeganan dari seorang sutradara senior MT. Risyaf…., dan menurut saya chemistry antar pemain di film ini terjalin dengan sangat kuat, tercermin dalam kenaturalan acting setiap pemainnya… Excellent

Mudah-mudahan di antara film-film Indonesia saat ini yang masih dipenuhi oleh cerita-cerita hantu dan percintaan anak-anak, film Nagabonar bisa memenuhi kerinduan kita semua, bernostalgia untuk yang sudah pernah menonton, dan untuk yang sudah punya anak usia belasan tahun, nggak apa2 diajak menyaksikan film ini…, dan untuk penonton muda Indonesia.. yang sudah menyaksikan film Nagabonar jadi 2 dan ingin tahu latar belakang Jenderal Nagabonar yang mantan pencopet itu… nonton deh di bioskop… dengan kualitas warna, suara, musik yang lebih baik dari film aslinya…

Jumat, 04 April 2008

Getting Huge... Huge... and Huge...


And.... DDDUUAAARRRR......!!

Take a deep breath....


It's tired to lie to ourselves...

Sabtu, 29 Maret 2008

"NAGABONAR jadi 2" - Film Terfavorit IMA 2008

Menang lagi...

Alhamdulillaah... film Nagabonar jadi 2 (Nj2) terpilih sebagai film terfavorit di ajang RCTI Indonesia Movie Awards (IMA) 2008, tadi malam 28Maret, di Planary Hall JCC. Artinya Nj2 menyabet penghargaan tertinggi di 5 festival yang digelar selama setahun terakhir. Festival Film Bandung (FFB) 2007, MTV Movie Award 2007, Festival Film Jakarta 2007, Festival Film Indonesia 2007 dan RCTI Indonesian Movie Awards 2008. Sementara untuk total semua kategori yang diterima Nj2 sampai tadi malam adalah sebanyak 31 penghargaan....

Bang Deddy Mizwar juga masih nggak ada yang ngalahin untuk aktor pria terbaik pilihan juri walaupun harus lepas di aktor pria terfavorit, yang dimenangkan oleh Vino G. Bastian. Lukman Sardi yang masuk untuk kategori aktor pendukung terbaik juga harus kasih ke Tio Pakusadewo yang memang main bagus banget di 'Quickie Express'. Yang surprise adalah kemenangan Julian Kunto yang berhasil mendapatkan penghargaan khusus dari juri untuk peran yang mencuri perhatian di Nj2 sebagai polisi, yang memang sejak awal premier dan selama roadshow kemarin terasa banget - dan agak ngagetin - karena respon penonton saat adegan Nagabonar dengan polisi itu bisa bikin penonton kepingkel-pingkel...

Penyelenggaraan IMA 2008 digelar RCTI dengan rapih, mulai pengaturan tamu, acara non-live dan live-nya, walaupun 3 jam terasa lamaa banget selama nonton acara live di JCC, jadi waktu penyampaian award film terfavorit badan udah cape, penontonnya udah setengah bubar pula... jam 12 malem boo...

Gimana pun juga, rasa syukur atas semua penghargaan dan apresiasi yang diterima Nj2 nggak akan pernah habis... terima kasih seluruh tim produksi Nj2, seluruh penonton Indonesia dan semua pihak yang udah mendukung film ini...


Senin, 10 Maret 2008

JAVA JAZZ 2008 - day 3

Ini dia puncaknya…

Seperti yang udah gue kira, hari terakhir Java Jazz 2008 ini bakalan jadi puncak dari ajang International Jazz Festival ini... gue sampai JHCC udah hampir jam 5.30 sore... dan manusia udah numplek... plek.. plek..., gue buru2 ngejar RENEE OLSTEAD & Ron King Big Band di Plenary Hall..., untung masih dapet nikmatin suara lengking penyanyi muda ini..., walaupun cuma beberapa lagu...

Keluar dari Plenary, gue coba ngecek TRI SUM yang kolaborasi dengan TETSUO SAKURAI & ROGER BURN, tapi nggak kekejar... udah bubar... yahhh... ya udah gue ke cendrawasih 1 untuk nonton BALI LOUNGE... lumayan laahh... sambil duduk di pinggir gue bisa nikmatin musik anak2 muda indonesia berbakat ini...., tapi nggak sampai selesai, karena gue mau liat Dian Pramana Poetra...

Tapi, ampuunn deh... nggak tahu yaa, kayanya hari ini banyak show yang molor deh, gue udah masuk dalam sesaknya manusia dengan ’rusuh’ – karena pintu cuma dibuka separo, aneh juga tuh security – dapet tempat duduk sih, tapi manusia nggak berenti masuk ke ruangan Assembly 3 ini, penuuuhhh.... banget... dan dari jam 6.30 jadwal yang tertera, sampe jam 7.15 malem, crew panggung masih sibuk cek sound, sementara penonton untuk bejubel dalam ruangan... gile yee... sementara di jadwal jam 7.30 ”BABYFACE” bakalan mulai, dan udah pasti gue nggak mau telat nonton special performance-nya BABYFACE..., jadi gue putusin ninggalin Dian Pramana Poetra...

And... begitu keluar Assembly 3... ampuuuunnn... antrian BABYFACE udah kaya uler..., nggak deh ikutan ngantri, mendingan gue nonton yang lain dulu..., jadi gue “istirahat” di Assembly 1 sambil nonton FRANCO D’ANDREA (?) dengan musik ‘Jazz abiiieezzz’, sambil janjian ketemu Irma n Echa…, dan jam 8.30 malem pintu PLENARY baru dibuka, dan segambreng manusia itu berjejalan masuk…

Dari antrian itu, gue liat banyak banget artis/musisi/public figure yang ikutan numplek di sana, dan kayanya emang BABYFACE adalah puncak dari ajang ini, banyak penonton yang hanya datang di hari ke 3 ini untuk nonton BABYFACE…, akhirnya gue, Irma n Echa masuk di bagian bawah hall, dan masih oke lah crowd-nya, kita dapet tempat berdiri yang lumayan enak, jadi bisa jelas nontonnya… kenapa juga harus ngantri berjam-jam… kecuali emang kalo niat mau berdiri paling depan, dan megang tangannya BABYFACE...

Mulai deh…, agak gimana gitu gue mau ngomentarin penampilannya cowo’ item yang masih enak diliat tampangnya ini.. merinding deh… dari tangannya keluar lagu-lagu yang bisa ‘nempel’ di hati orang sejagad, siapa pun penyanyi yang nyanyiiin lagu dia, bisa dipastiin pasti lagunya jadi hits… sebut aja: “still in love with you”, “My, My, My”, “I’ll make love to you”, “Change the world”, “Baby come to me”, “Superwoman”, “One Love”, “I’m Your baby tonight”, “Don’t take it so personal”, “Hard to say I’m sorry”, “Another sad love song”, “Can we talk”, “Sunshine”… n others…

And he sang all the songs last night! Mampus gak sih… Dia hebat banget, walaupun dikemas ‘medley’ dan nggak tahu deh gimana aransemen-nya, pokoknya lagu-lagu dia bisa ‘nyambung’ dengan smooth dan enaaakkk… banget didenger di kuping…

Man…, he’s very communicative with the audience, he told the story behind his songs.. his first love…, his girls, his opportunity to give his songs to many famous singers, and.. the audience suddenly felt very close to him…. Nggak belebihan deh.. bener.. suaranya itu, ngomong biasa aja suaranya udah merdu merayu gitu.. (udah nggak tahu deh milih kata2. jayus gini....), apalagi pas nyanyi.. dengan ciri khas desahan ”heahhh..” di beberapa lagunya – yang tadi malam dia ”ajarin” ke penonton desahan itu... yang katanya ”.. can release your stress.. try.. try... that’s it..” – penonton pada nurut lagi... but you really can release my stress, man... benerrr…

Ada nggak ya laki yang bisa nyanyiin lagu-lagu sambil maen gitar tiap malam buat gue, kaya BABYFACE gitu… (kata Echa, si randy di-les-in gitar aja.. ha..ha..)

Pokoknya, puas banget nonton cowo’ item ini, nggak rugii…, sekali lagi.. ’what an experience...’

Jam 10.30an, kita cari makan dulu di ’tenda putih’, gue makan nasi kebuli lagi..., ’mayan.. istirahat.. pinggang gue udah cenut-cenut, berusaha nggak dirasain selama berdiri nonton BABYFACE..., abis itu kita masuk lagi dan gabung dengan Devi n Oki, yang lagi nonton di Lobby Stage, rame juga... nggak tahu apa nama band dan penyanyinya, cuma pas gue masuk mereka lagi nyanyiin jablay...

Sambil nunggu INCOGNITO, setelah sebelumnya ngintip ke Cendrawasih 1 untuk ngikutin Irma yang mau dengerin lagu ”ajep2” (ke X2 aja kali, ma...), kita jalan ke Exhibition Hall liat D’SOUND, oke sebenernya, cuma karena Oki takut ketinggalan nonton INCOGNITO, jadi kita balik lagi ke Plenary, dan ternyata udah padet banget dipenuhin penonton, paling penuh dari selama 3 hari gue nonton di PLENARY HALL.., cukup terhibur gue, udah lama banget nggak dengerin musiknya INCOGNITO... tapi udah mulai nggak tahan dengan sakit pinggang ini, jadi jam 12 malam gue minta dijemput Randy, dengan usaha keras jalan ke depan dengan berenti2 karena sakit pinggang, akhirnya gue pulang dengan legaaa dan puaaaassss....

And hari ini? Gue memecahkan record bangun tidur, setelah pagi bangun karena nganterin Keshia sekolah, sampai rumah lagi jam 8 pagi dan langsung tidur lagi... bangunnya? Jam 1.30 siang! Itu juga karena Randy telpon... kayanya gue pingsan kali yaa... kecapean banget, 3 hari nonton Java Jazz dan waktu tidur yang nggak banyak kemarin ini, gue bener2 tewassss....

Minggu, 09 Maret 2008

JAVA JAZZ 2008 - day 2

Life Experience…

Buat gue, Java Jazz Festival bisa jadi pengalaman hidup yang mengisi satu bagian kecil pengalaman di antara segambreng pengalaman duniawi lain yang bikin pusing kepala.. Ini adalah pengalaman yang ‘refresh my mind’… Lepas dari kaki dan pinggang gue yang cenut2 dan nggak bisa mondar-mandir dari satu stage ke stage lain dengan cepat kaya’tahun2 sebelumnya, tapi malah gue jadi bisa lebih nikmatin setiap tontonan…

Gue bukan seorang Jazz Freak atau Music Mania (ini kaya nama program TV ya?), tapi emang dari SMA gue udah jadi penikmat musik jazz, sejak awal-awal Jazz goes to Campus di UI atau Jazz on Sunday di Hilton jaman dahulu kala itu…, jadi moment Java Jazz ini buat gue untuk bisa ‘jadi tahu’, ‘lebih tahu’ dan bisa nonton langsung musisi lokal dan international….

Hari kedua ini, begitu sampe gue langsung ke exhibition hall untuk nonton Dwiki Dharmawan’s World Peace Project - yang denger-denger albumnya bakal di-release di Amerika - .… Gue nonton sambil ngelonjor, kedinginan karena belum terlalu banyak yang nonton. Tadinya gue mau liat sebentar aja karena mau nonton Ron King Big Band yang jadwalnya sama, tapi ternyata gue bertahan sampai selesai, karena penasaran aja, dengerin komposisinya Dwiki yang dimainin sama musisi-musisi international dari beberapa Negara (ada Amerika, Jepang dan Australia kalo nggak salah), dari Indonesia ada Indro Hardjodikuro yang udah dari SMA juga gue tahu kalo dia bassist handalnya Indonesia yang udah diakui dunia... boleh laahh.... Dan lagu-lagunya beberapa udah gue tahu… ya itu.. dari jaman ‘Jazz Goes to Campus’.. lupa d waktu itu Dwiki main sama band apa… yang pasti tadi malam gue bisa nikmatin lagi: “Janger” lagu Bali yang dibikin jadi asyik banget, terus andalan dia: “Arafura” yang udah lumayan akrab di kuping gue..., terus yang menarik, ada vocalist dari Papua yang nyanyian satu komposisi musik yang asik banget dari Papua gitu... oke lho.. nyanyi dengan Papua Style gitu, trs di-back up musisi-musisi dunia, nggak kalah dari musik latin Brazil ato African music... salut deh buat Dwiki, mudah2an sukses world debut-nya, bawa musik-musik bernuansa tradisional Indonesia ke kancah dunia...

Jadi nggak apa2 deh, gue nonton Ron King Big Bandnya besok aja..

Abis itu, gue sempet nonton Gabriel Grossi & Daniel Santiago dari Brazil, tapi nggak terlalu focus karena gue selonjoran di belakang banget, nggak dapet kursi, sakit pinggang, sementara di assembly hall itu kan yang nonton duduk di kursi dan di belakang udah banyak yang bediri. Jadi trs gue putusin untuk makan dulu…

Sambil makan burger Hot Shot, nongkrong di trotoar, gue bisa dengerin satu performance di Masima Stage, kalo nggak salah Shinta & Jubing, dan ternyata lumayan asik..., o iya, sebelumnya waktu menuju ‘tenda putih’ untuk makan, gue ngelewatin Lobby Stage pas ‘Radhini & Renita’ lagi tampil, menghibur juga loh, yaa... penonton cowo’ bisa liat 2 vocalist perempuan muda seger, cantik, suaranya bagus.... terus yang cewe’ (termasuk gue) bisa ngeliat Shanda, bassist muda yang ganteng dan cool, personil cowo lainnya – gue nggak tahu namanya – juga enak diliat… yang pasti umurnya semua di bawah gue 10 tahun lebih… wakakaakkk…..

Udah, abis itu gue siap-siap nonton The Manhattan Transfer, setelah sebelumnya nengok Terumasa Hino bentar... Sempet ketemu Lukman Sardi dan Lia (yang selalu ketemu di acara ini tiap taon), Ber-hai2 dengan Uli Herdinansyah yang udah gemukan badannya... and anak-anak Eki Production yang pada ikutan nonton The Manhattan Transfer... Gue nggak mau ikut antrian manusia yang dari sebelum 7.30 udah ngantri di gate The Manhattan Transfer, padahal mulainya baru 8.30... ampun deh, jadi gue baru masuk ke Plenary Hall 10 menit sebelum mulai... dan bener2 deh, manusia udah numplek di dalem.. lebih penuh dari yang nonton James Ingram kemarin....

My life experience dimulai...., The Manhattan Transfer.... dari dulu banget gue nggak pernah kesampean nonton ini group yang legendaris, kalo nggak salah pernah dateng ke Jakarta dan show di Jamz, tapi gue nggak bisa liat waktu itu... Sumpe deh, emang udah pada tuwir2 semuanya, tapi vocalnya masih oke banget, nggak heran dari tahun 80an udah langganan Grammy Awards dan segambreng penghargaan lainnya, dan gue denger sehari sebelum tampil di Java Jazz, dapet penghargaan “The International Jazz Legends Award” dari Jakarta International Java Jazz Festival… Lagu2nya yang pasti lagu 80-an, yang gue tahu Cuma ‘66’, ‘tutu’ dan ‘Your smile’, yang lainnya nggak tahu tapi bisa gue nikmatin banget karena emang dasarnya the band is great, nggak cuma vocalistnya ajah...

My next life experience… Omar Sosa! Tadinya gue kira dia bakalan main piano sendiri.. ternyata.. great man.. dia dengan 3 musisi lain yang maen dengan alat musik perkusi khas dari latin kali yaa.., rada aneh-aneh gitu bentuknya... ada yang kaya batok... tali....gue nggak tahu deh namanya, dan nggak terlalu keliatan karena gue duduk paling pinggir kanan belakang..., yang pasti alat-alat musik itu ngeluarin bunyi-bunyian yang khas dan rada mistis kalo gue bilang... terus ada suara-suara anak kecil gitu... agak ngeri yaa..ha..ha.., tapi asik.. aneh aja... digabung dengan pianonya Omar Sosa yang menurut gue juga beda banget, apalagi penampilannya dengan baju putih pake sorban, katanya sih dia orang Cuba.... What an experience laahh... Impressive!

Bubar dari sini, akhirnya gue bergabung w/ gank, Devi Bege, Irma Echa, mereka baru selesai nonton Dewi Sandra – yang mending ditonton di TV aja ya – terus ada Nunu juga, ada Maudy ama Erik, terus ktemu Inan dan Untung... kita nonton? Nggak.. cuma berdiri aja ngobrol di tengah seliweran orang di depan telkomsel lounge...

Udah jam 11.30, nggak tahu lagi mau nonton apa, kaki gue makin sakit…. Ya sud… udah dulu deh hari ini…, gue nebeng Devi Bege ke Mulia Hotel, Randy ama Atap n Mbak lagi di lounge-nya, yang sekarang hampir jadi rutinitas tiap minggu karena suasananya emang enak dan live music-nya ok…

Jadi dari hingar bingarnya Java Jazz gue berpindah ke suasana nyamannya Mulia Hotel Lounge dengerin 2 cowo dan 2 cewe dari Philipine yang nyanyiin lagu-lagu: loving you…, sun goes down on me…, lagu-lagu hits Indonesia… sempet denger ‘Luluh’ dari Samsons…, sampai bubar jam 1 pagi…

Sabtu, 08 Maret 2008

JAVA JAZZ 2008 - day 1

Seneng.. Pegel..

Pengalaman nonton java jazz di tahun-tahun sebelumnya, bikin gue lumayan siap untuk menghindari terlalu 'napsu' bisa nonton semuanya, faktor nggak mau rugi harus gue hindari kali ini, bukan apa-apa... bukan juga karena dapet harga murah tiket terusan 3 hari dari Irma (thanks Irma!), tapi faktor 'u' kali yaa... badan gue nggak kuat... yang udah-udah kaki gue sakiiitt.. banget..., pindah dari satu stage ke stage lain..

Janjian juga ama Dika (Raditya Dika = si kambing jantan) ketemu di venue, makan nasi kebuli dulu sambil nonkrong di trotoar ama Dika dan ngobrolin progress produksi film layar lebar "kambing jantan".. seru.. (WILL SHARE ABOUT THIS PROJECT SOON...., nggak sabar niiihh....)

Target gue hari ini matt bianco (yang ternyata cancel dateng dan diganti incognito), tapi nggak terkejar, karena gue harus meeting dulu jam 4 sore dan baru bisa sampai senayan hampir jam 7 malam karena sempet ngantri masuk istora dari pintu masuk depan hotel century, untung gue lumayan cerdas, mutusin masuk lewat sultan hotel, dan ternyata masuk dari pintu driving range senayan kosong melompong...., terus ngapain tuh mobil-mobil ngantri di depan century yaa..

Trs ada andezz, yang cuma gue tonton 1 lagu terakhir karena gue putusin untuk nonton special performance-nya James Ingram 10 menit sebelum shownya mulai.. n nggak rugi laah.... gile yee.. akhirnya gue bisa denger langsung lagu 'menye'2-nya James Ingram yang bisa bikin klepek-klepek..., semua hits-nya dinyanyiin tanpa improvisasi berarti jadi persis aja gitu sama CD-nya, mampus deh... sendirian gue nikmatin lagu: just once, baby come to me, the day i fall in love, how do you keep the music playing?, she loves me, i don't have the heart dan my favorite song ever: somewhere out there.. , dan lucunya, James Ingram nyanyiin lagu dari albumnya di tahun 1983: one hundred ways.., sebelum nyanyi dia kasih prolog kalo ini lagu jadul banget, dan dia kaget bener waktu penonton ikut nyanyiin lagu ini... dia sempet nunjukin kekaguman dia dengan ngomong ke orang di samping stage (managernya kali): "they know this song..." dengan ekspresi bingung (apa dibingung-bingungin?), langsung dia ngumbar "i love you" nggak abis2 buat penonton jakarta...

Abis itu, cuma nungguin Earth Wind & Fire experience dari jam 10.30 malem, ngelonjor di exhibition hall ama Irma n Echa, dan baru mulai jam 11.30 malem! Mata kita udah merem melek... tapi sekali lagi.. nggak rugi laah.. lagu-lagu Earth Wind & Fire emang pantes ditunggu...masih megang banget! Walaupun dengan kemeja seragam yang menurut gue jadi kaya seragam yayasan, 13 orang yang mostly orang item dan udah nggak pada muda lagi itu.. nggak ada matinya..., ciri khas dengan 4 alat musik tiup, 3 orang vocalist yang nyanyi dan nari bikin ribuan orang tadi malam kesirep... sampai jam 1 pagi... top! Lagu2nya? Nggak mungkin lah nggak bikin gue goyang: fantasy, september, let's groove, boogie wonderland, dan pastinya.. after the love has gone...

Seneng... nonton musisi dunia kelasnya 'grammy award' gini emang bikin seneng... tapii... pagi ini kaki gue dari paha sampe jempol sakiiitt.. banget, pinggang gue kumat lagi, dari semalem pas bediri nonton menjelang jam 1 pagi emang udah ngilu banget, jadi pagi ini... kaki gue direndem ember air anget + garem, minyak gosok di sekujur tubuh, dan refleksi 'ala' Randy dikerahkan untuk mengembalikan stamina gue menghadapi day 2 hari ini dan day 3 besok....

Tetap semangat! Setahun sekali!

Taste the spirit of jazz! (R & B juga sih...., tapi nggak apa lah, hidup peter gontha! lhoo...?)

Selasa, 19 Februari 2008

Film AYAT-AYAT CINTA

Perbedaan rasa cinta dan rasa ingin memiliki…

“Hanung, excellent... proud of u, u present the messages through the movie very clearly.. congrats for u and all the team.. Bravo Ferdi Nuril.. Great job Aris n Gina…”

Itu SMS gue ke Hanung (the director), Aris/Salman Aristo dan Gina (the script writers) jam 1.15 pagi sepulang gue nonton gala premier film Ayat-Ayat Cinta…

Dulu gue selalu masuk ke dalam bioskop untuk nonton film Indonesia dengan harapan yang tinggi, tapi selalu ada rasa kecewa setelah keluar dari bioskop…, gue nggak bilang film-film yang gue tonton totally jelek, hanya gue sering over-expectation setiap akan nonton film Indonesia apalagi yang sudah menjadi pembicaraan sebelumnya…, jadi terakhir2 ini setiap kali nonton film Indonesia gue hanya sekedar kepingin tahu hasil kerja teman-teman pekerja film, melihat reaksi penonton, dan mencari referensi… nggak mau berharap banyak.., begitu juga waktu gue mau nonton Ayat-Ayat Cinta..

Saat mulai menonton film ini, gue mencoba ”melepaskan” cerita novelnya dari kepala gue, melupakan cerita permasalahan yang terjadi di belakang film ini yang bisa bikin gue terbawa sentimentil duluan... (Bisa baca blognya Hanung: http//hanungbramantyo.multiply.com, tentang cerita perjuangannya menyelesaikan film ini). Gue berusaha menonton film ini apa adanya, menerima apa yang dilihat oleh mata gue dan dirasakan oleh hati gue..., dan ternyata kali ini gue terlalu under-expectation..., mata dan hati gue terpuaskan saat keluar dari bioskop...

Sebuah karya hasil perjuangan seorang Hanung Bramantyo…

Rasanya nggak perlu membahas cerita Ayat-Ayat Cinta yang diangkat dari novel Best Seller karya Habiburrahman El Shirazy ini, pasti banyak yang sudah tahu jalan ceritanya, walaupun ada tambahan dan perubahan di sana-sini dalam skenario yang ditulis Aris dan Gina, tapi gue rasa pembaca fanatik Ayat-Ayat Cinta nggak akan kecewa2 banget menonton film ini...

Yang sangat gue rasakan setelah nonton film ini adalah kesederhanaan Hanung menggambarkan bahasa-bahasa cinta yang tercermin dalam akting pemain-pemainnya. Memang nggak mungkin 100% mengangkat kekuatan karakter tokoh-tokoh dalam novelnya ke dalam layar lebar, tapi dengan dialog-dialog pendek yang dihadirkan di film ini justru membuat setiap pemain bisa maksimal menunjukkan karakternya. Seperti di film-filmnya yang lain, Hanung memang sutradara yang paling memperhatikan detail sinematografi, apalagi didukung oleh team art (Allan n team) yang luar biasa dan penataan kamera (pak Ao/Faozan n team) yang nggak neko-neko...

Memang skenario terasa menjadi sangat ”compact”, usaha memadatkan cerita yang hampir selalu terjadi di film-film yang diangkat dari novel, dengan cara yang paling ampuh yaitu flashback. Tapi sekali lagi, justru ”kesederhanaan” Hanung menerjemahkan tokoh-tokohnya yang membuat film ini menjadi kuat. Proporsional..... nah ini kayanya kata yang paling tepat... proporsional..., dari tadi gue cari kata yang paling tepat untuk menggambarkan alur skenario film ini...

O ya, satu hal lagi kesuksesan film ini..., pesan-pesan agama, moral, kehidupan, dijelaskan Hanung dengan sangat..sangat.. jelas..., menurut gue kenapa bisa sangat jelas karena ya melalui kesederhanaan itu.... Film ini walaupun film tentang agama tapi kan nggak hanya untuk orang-orang yang faham betul tentang Islam..... Nggak perlu dengan atribut-atribut dan bahasa-bahasa agama yang berat untuk membawa pesan-pesan itu untuk sampai ke penonton. Gue setuju banget dengan keputusan Hanung mengenai hal ini... Plus lagi.. film ini berpotensi membuat tokoh Fahri menjadi laki-laki impian saat ini... bukan lagi si Boy.. Fahri kan manusia langka, 1 di antara seribu.. apa sejuta.. kita kan lagi krisis pria yang punya hati kaya Fahri... :)

Hanya satu yang agak nggak pas buat gue, musik/scoringnya… agak too much.. Tya Subiyakto memuaskan kegeniusannya bikin musik di sini, tapi kayanya film ini nggak perlu musik yang terlalu padat yaa.., agak domplang dengan kesederhanaan filmnya, banyak adegan yang udah kuat, nggak perlu musik lagi...

Anyway…, semua pendukung film ini patut diacungkan jempol….

Gue nggak sempet ketemu Hanung setelah selesai nonton, hanya ketemu sebelumnya, juga dengan Aris dan Gina, jadi gue langsung SMS seperti di atas tadi, sejujurnya gue agak emosi saat keluar tadi, happy dan haru..., inget waktu liat tampang Hanung yang kecewa banget setahun lalu sehabis pulang dari hunting lokasi film ini ke Mesir…. dan producer MD menyatakan nggak mungkin shooting di Mesir karena budget yang membengkak…. terus baca blognya Hanung….. haaahhh....

Gue bener2 berharap, mudah-mudah film ini sukses di pasaran, tidak menuai kontroversi nggak penting karena masalah agama yang diangkat… Gue berharap penonton Indonesia sudah makin cerdas untuk bisa menghargai sebuah karya film, dan untuk semua film-maker semakin tertantang untuk membuat film dengan totalitas dan tanggungjawab terhadap hasil karyanya...

Seperti komen gue di blognya Hanung: ”Nung, setiap tetes keringat, air mata bahkan darah yang keluar dari sebuah perjuangan yang tulus, pasti akan terbayar dengan siraman air sejuk yang nggak akan ada habisnya, selama semuanya dilakukan dengan ikhlas... gw percaya banget itu.. Apa pun hasil dari film AAC ini, yang terpenting loe udah buktiin totalitas, tanggung jawab dan dedikasi loe sebagai film maker... Setelah ini, apa pun film yg loe buat, pasti akan menjadi mudah...”

19 Feb 2008

3.27 AM


SOULMATE (dari AYAT-AYAT CINTA): "Mesir dan sungai Nil... kalau nggak ada sungai Nil nggak akan ada Mesir", gitu kata tokoh Maria....


Senin, 11 Februari 2008

the VIAGRA

Gue nggak usah dikuret...

Alhamdulillaah, setelah hari ini di-USG lagi, rahim gue udah bisa dibilang bersih, jadi nggak perlu dikuret...

Tapi.... gue disuruh pake VIAGRA... eiiittss... (sempet bengong sebentar gue..)

B'gini..... Dokter Jacoeb bilang, gue akan dikasih obat namanya viagra yang digunakan dengan cara dipotek dua (duh bahasanya..), terus dimasukkan ke dalam (sorry) vagina, untuk mempercepat mengembalikan atau istilahnya dia sih mengkerutkan kembali rahim sehingga normal... gue cuma manggut-manggut, tapi agak nggak nyambung gitu karena gue masih bingung apa gue salah denger yaa.. namanya kok viagra.... jadi gue nanya lagi, "sorry dok, untuk apa?" Dan dia pun menjelaskan sekali lagi sambil menunjuk-nunjuk hasil foto USG gue..... (dia pikir pasti gue bolot..) Dan memang jelas banget di resep ditulis: viagra 100.

Keluar dari ruang praktek, seperti biasa mau bayar gue tanya dulu harga obatnya... dan seorang suster bertanya agak berbisik.. "Mau ditebus viagranya?", gue jawab "Iya, berapa harganya?", suster masuk ke dalam dan keluar lagi dengan menjawab: "Harganya satu juta seratus sembilan puluh ribu.." Jreeeenggg...., ampun deh, mahal amat.... nih obat pasti canggih banget..., bisa bikin rahim gue langsung mengkerut...rut...rut... kali yaa...

Anyway, I trust my doctor very much, dokter gue ini lumayan udah jadi dokter kandungan favorite di jakarta. Prof. Dr. dr T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER, senior banget dan udah punya klinik sendiri di jalan Wijaya 1, klinik Sam Marie, yang memang klinik khusus fertilisasi, dan pastinya dia nggak sembarangan merekomendasikan obat ke pasiennya... tapi untuk viagra ini, gue masih mau mikir dan nanya2 dulu deh. Kalo obat-obatan, segala tes lab, suntik dan segala macem yang dia suruh untuk mempertahankan kehamilan gue kemarin, gue ikutin semua berapa pun harganya, tapi untuk mengembalikan rahim gue ke normal dengan minum obat ini, gue masih mikir dulu, nanya2 dulu deh...., ada yang punya pengalaman sama nggak ya sama gue dan pernah pake obat ini? Satu juta seratus sembilan pulu ribu booo......, glek..

Yah, pokoknya gue tetep bersyukur deh nggak harus kuret...

Sabtu, 09 Februari 2008

SOULMATE and FILM XL

Bener deh, ada hubungannya antara SOULMATE dan film XL...

Soal soulmate........ Ini semua berawal dari edisi baru tabloid Cek n Ricek (06-12 Februari 2008), yang cover depannya (alm) pak Harto dan mbak Halimah (yang ini definitely bukan soulmate...) dan cover belakangnya... nah ini... oom Soebronto Laras (SL) dan tante Martina Widjaja (MW)... yang pagi-pagi udah jadi bahasan gosip sabtu pagi ama Devi.... jadi gue belilah tabloid ini di perjalanan menuju makan siang with gank di Sedap Malam jalan Batu Ceper....

Absensi yang hadir: Gue n Randy, Devi n Oki, yang nggak bawa anak-anak. Niken n Anto dan Irma n Echa dengan rombongan lengkap... (2 keluarga terakhir ini aja = 14 orang), dengan personil nggak lengkap gini, total manusianya udah 19 orang... (padahal ini udah terjadi pengurangan personil yang cukup significant, setelah......)

Balik ke soulmate, dari obrolan nggak penting selama makan ngebahas artikel tentang TTM-nya SL dan MW, keluarlah definisi baru dari Irma: ”kalau masih muda namanya selingkuhan, kalo udah tua namanya soulmate...” Hmm... (ngangguk-ngangguk..)

Okeh, emang jadi nggak jelas judul untuk hubungan beda jenis kelamin ini, yang masing2 atau salah satunya udah berkeluarga...., antara TTM, selingkuhan, affair, teman akrab, sahabat dekat dan soulmate, memang tipiiiis banget bedanya.... tapi dilihat dari tingkat eksklusifitas-nya, soulmate kayanya lebih gimana gitu.. lebih halal.. lebih bikin merinding.. lebih permisif.. lebih berkelas.., terus kalo TTM n temen2nya itu kok rasanyaa.. suatu hal yang nggak bisa diterima gitu...

Kenapa soulmate jadi lebih bisa diterima, karena.. yaaa.. dari kasus SL dan MW itu kan mereka udah deket dari muda, dan sampai sekarang hubungan baik tetap berlanjut, bertemu dalam satu organisasi yang sama, porsi mereka bertemu dan bepergian bersama sampai ke luar negeri juga banyak dan yang paling memudahkan jalan mereka untuk terus bersama adalah keluarga yang juga (mungkin) bisa menerima... (nah ini yang kayanya kondisi yang paling jarang dan susah bisa didapat... keluarga yang bisa menerima..)

Gue menolak tudingan (bahasa infotainment nih..) Devi yang mengatakan gue PRO untuk kasus ini, gue cuma mencoba mendefinisikannya dengan... agak... sedikit... lebih... beda... ajaa... hi..hi..hi..

Kalo mau ambil contoh kasusnya Prince Charles dan Camilia, (late) Princess Diana nggak pernah bisa menerima hubungan suaminya sama perempuan yang banyak disebut orang sebagai soulmate-nya itu, mereka pun terus berhubungan diam-diam sampai Princess Diana meninggal.. dan end up-nya yaa... jalan mulus untuk Prince Charles ngawinin saoulmate-nya itu...

Jadi buat yang udah menikah, soulmate nggak akan ada beda artinya dengan TTM dan teman2nya, kalau nggak ada restu dari keluarga (pasangan)... judulnya tetap aja selingkuh...

Terus apa hubungannya ama film XL?

Yaa.. abis makan di Sedap Malam, kita dessert di es krim Ragusa... terus gue, Randy n Devi nonton film XL = EXTRA LARGE, antara Aku, Kau, dan mak Erot (written n directed by Monty Tiwa) di PS XXI........, ternyata satu hal yang perlu diwaspadai adalah: soulmate bisa bertemu di MADUMA! (tempat ”peminjaman” cewe2 nakal = pecun).

Bercerita tentang susahnya usaha Denny (Jamie Aditya) ”berhubungan” dengan seorang pecun bernama Intan (Francine Roosenda) dikarenakan malu (maap) anu-nya kecil. Hubungan Denny dan Intan ini sebagai PKL (Praktek Kerja Langsung) dari usaha Denny untuk belajar berbagai cara berhubungan sex, setelah juga berusaha membesarkan anunya ke ”mak Erot”. Hal ini dilakukan Denny karena harus terpaksa menikah dengan Vicky (Dewi Sandra) yang hyper-sex dan Denny harus memenuhi tuntutan sex dari calonnnya itu..., dan seperti yang sudah bisa ditebak dari awal film, Denny akhirnya malah jatuh cinta sama Intan si Pecun, karena Intan ternyata lebih..... keibuan (dalam arti: bisa beresin rumah, bikin nasi goreng, bikin bubur dan telor dadar... dan bisa menerima anu-nya Denny yang kecil... yeeahh..)

Mas Monty, alur ceritanya okeh, cuma emang Jamie susah yaa ngapalin script? He..he.. dia nggak bisa dialog panjang kaan… dan gaya dia di film samaaaaa banget dengan aslinya dia…, susah nggak mas nge-direct dia? Tapi menghibur banget kok...., dan Erron Lebang yang main jadi Steven (betul gak?) itu oke lho actingnya.... (dan tampangnya.. he..he..)

Balik ke soulmate, jadi ati-ati Ladies..., pecun-pecun yang nongkrong di Maduma atau pun yang berkeliaran di business district dengan berbagai alasan.. di antaranya nyamar sebagai .... (jangan deh, sensitif...), bisa jadi (dianggap sebagai) soulmate-nya laki-laki (yang tadinya) baik-baik....

Jadi emang ada kan hubungannya SOULMATE dengan film XL...

Jumat, 08 Februari 2008

COCOKKAN GAMBAR...



Foto yg di atas dibuat pada bulan Agustus 2000 (ato 1999 ya?)

Foto yg bawah dibuat pada 31 Desember 2007 menjelang tahun baru kemarin... (ki-ka: Niken, 4 anak - Irma, 3 anak - Devi, 2 anak dan guee... 1 anak)

Setelah 7 tahun, apa yang beda? Coba tolong anda cocokkan perempuan-perempuan di atas dengan yang di bawah! :)

Untuk ibu-ibu yang udah masuk usia pembaca majalah PESONA, bukan FEMINA lagi boo..., buntut udah segambreng (i'm not included utk yg ini..) , udah mulai panik ngeliat kulit muka, udah bakalan mati gaya kalo disuruh ke X2, teteup setia ama PEACOCK (tp kemarin udah declare kok utk nggak ke situ lagi, dan cari tempat lain yang lebih "sekarang"... tp menu Johnny wong-nya itu lho... nyam2..), yaaaaa lumayan laahh... ibu-ibu ini masih ’megang’.... (wakakaaakkk..) tebar-tebar pesona aja sih masih bisa laahh... (iya nggak buuu...)





The Smelly BARONGSAI



GONG XI FA CHOI....

Dalam rangka ikut2an memperingati Imlek, gue dan keshia, dan bapaknya jugaa... janjian dengan bege/devi/dinda/aaleya/minah (baca: nama suami/nama istri/nama anak1/nama anak2/nama babysitter) - untuk selanjutnya cukup disingkat bege's fam - untuk nonton Barongsai seperti tahun2 sebelumnya..., diputuskan utk nyari barongsai di grand mahakam hotel jam 11 siang..

Keshia dengan kostum chiongsam biru, gue dgn syal merah, laki gue - Randy - dengan kaos merah (tp ferrari, nggak nyambung kan...), siap sedia menuju lokasi...

Tapi barongsainya males2an manja gitu, nggak mau tampil kalau belum rame yg nonton.. nyebelin, jadi diundur jam 1 siang..., terpaksa pasukan moein's fam n bege's fam cari makan dulu di HEMA ahmad dahlan...

Akhirnya, dimulailah... ternyata yg nongol anak barongsai... 2 barongsai putih mungil.. yaa.. secara di dalem hotel grand mahakam yg se-uprit itu... kalo bapaknya barongsai ato engkongnya barongsai yang atraksi bisa pecah-pecah tuh lobby hotel... jadi yaa... gitu deeh...

Soal kecilnya sih nggak papa, tapi nih anak barongsai, yang walapun cuma goyang-goyang terus lompat ambil angpau yang digantung ternyata.. ngos-ngosan juga.. dan ampun deh.. belum sejam udah mengeluarkan bau-bau tidak sedap.. (maap nih... bukan nggak ngehargain usaha orang atraksi barongsai) tapi kayanya di dalem kostum barongsai itu, mereka keringetan boo... sooo smelly...., devi yang pertama menghirupnya... (hii...), gue jadi jaga jarak deh..., pas terakhir satu anak barongsai mendekat.. gue melipir duluaaann.... maap yaa...

My 3rd miscarriages...

Tanggal 28 Januari 2008, Prof. Jacoeb menyatakan kalo janin gue nggak tumbuh di usia 9 minggu kehamilan...

Setelah meninggalkan aktivitas gue sebulan ini, jadi anak manis di rumah, nonton TV dan bengong di tempat tidur (nontonin super mama konser.. dari sebel sampe ketawa-ketawa nggak jelas - i love ruben onsu - ha..ha..), kata orang-orang sih disuruh bed-rest supaya nggak cape, minum segala obat mulai dari pengencer darah, penguat rahim, penambah hormon, vitamin, dan suntik seminggu sekali sampai 3 kali... TETEEUUP.. janin di perut gue nggak berkembang.. terakhir tes estradiol, hormon gue malah drop bukannya naik... Setelah menguatkan hati untuk ikhlas, gue turutin keputusan dokter untuk minum obat GASTRUL - untuk mengeluarkan secara alami isi rahim gue..., setelah seminggu minum obat itu, balik ke dokter, di-USG, ternyata rahim gue belum bersih bo'..., harus terusin minum obat, dan kalau senin tgl 11 Februari 2008 besok rahim gue belum bersih juga, terpaksa harus dikuret.... again...!!

Bukan sekali ini gue ngalamin, sebelumnya Juni 2007 (just 6 months before), gue juga keguguran, tapi langsung bleeding di usia kandungan 6 minggu, dan dikuret di minggu ke 7, abis tuuhh... gue keleyengen seminggu kaya orang mabok.. orang laen kok abis dikuret bisa langsung jalan-jalan... gue malah mau pingsan... kekurangan zat besi... anemia segala.. repoott...

Trauma pendarahan, trauma dikuret, trauma anemia... SATU PAKET...

Keguguran yang pertama (tahun 2001) "lumayan sukses", baru 5 minggu-an lansung pendarahan, cuma dikasih obat pembersih rahim, langsung beres..., walaupun baru 5 tahun kemudian bisa hamil lagi.... dan keguguran lagi...

Suami gue kembali bernyanyi: "..guguuur satu, hamil lagii.." (nyanyinya pake nada lagu GUGUR BUNGA gitu yaa...)

Mudah-mudahan... minggu depan nggak usah pake acara dikuret ya booo......

Kamis, 07 Februari 2008

Gara-gara wulgur

Gara-gara disuruh kasih comment di blog-nya wulgur jadi ikut bikin blog ini, tengkyu jeung...

It's about time aja sih, karena mau mulai tahun ini dengan semangat baru.. niat baru.. dengan rencana2 produksi film lagi, biar bisa share to others..

Just started this year in sadness.. :( keguguran untuk ketiga kalinya, tgl 28 januari kemarin dokter menyatakan janin gue nggak tumbuh di usia 9 minggu.. , again? Many questions came out.., What? why? How? .. again.. ignored my feeling... setelah sebulan lebih ninggalin all activities untuk mempertahankan janin ini.... I believe, It's GOD says..., Tuhan punya rahasia lain di balik ini... gitu sih kata buku-buku yang gue baca... life must go on laah.... emang disuruh bikin film lagi kaliii...

Back to work guys.., back to meeting.. meeting.. n' meeting.. dan pastinya.. begadang lagiii..!

(BTW, jeung wul.. blognya ok kok..., keep on writing!)