Selasa, 19 Februari 2008

Film AYAT-AYAT CINTA

Perbedaan rasa cinta dan rasa ingin memiliki…

“Hanung, excellent... proud of u, u present the messages through the movie very clearly.. congrats for u and all the team.. Bravo Ferdi Nuril.. Great job Aris n Gina…”

Itu SMS gue ke Hanung (the director), Aris/Salman Aristo dan Gina (the script writers) jam 1.15 pagi sepulang gue nonton gala premier film Ayat-Ayat Cinta…

Dulu gue selalu masuk ke dalam bioskop untuk nonton film Indonesia dengan harapan yang tinggi, tapi selalu ada rasa kecewa setelah keluar dari bioskop…, gue nggak bilang film-film yang gue tonton totally jelek, hanya gue sering over-expectation setiap akan nonton film Indonesia apalagi yang sudah menjadi pembicaraan sebelumnya…, jadi terakhir2 ini setiap kali nonton film Indonesia gue hanya sekedar kepingin tahu hasil kerja teman-teman pekerja film, melihat reaksi penonton, dan mencari referensi… nggak mau berharap banyak.., begitu juga waktu gue mau nonton Ayat-Ayat Cinta..

Saat mulai menonton film ini, gue mencoba ”melepaskan” cerita novelnya dari kepala gue, melupakan cerita permasalahan yang terjadi di belakang film ini yang bisa bikin gue terbawa sentimentil duluan... (Bisa baca blognya Hanung: http//hanungbramantyo.multiply.com, tentang cerita perjuangannya menyelesaikan film ini). Gue berusaha menonton film ini apa adanya, menerima apa yang dilihat oleh mata gue dan dirasakan oleh hati gue..., dan ternyata kali ini gue terlalu under-expectation..., mata dan hati gue terpuaskan saat keluar dari bioskop...

Sebuah karya hasil perjuangan seorang Hanung Bramantyo…

Rasanya nggak perlu membahas cerita Ayat-Ayat Cinta yang diangkat dari novel Best Seller karya Habiburrahman El Shirazy ini, pasti banyak yang sudah tahu jalan ceritanya, walaupun ada tambahan dan perubahan di sana-sini dalam skenario yang ditulis Aris dan Gina, tapi gue rasa pembaca fanatik Ayat-Ayat Cinta nggak akan kecewa2 banget menonton film ini...

Yang sangat gue rasakan setelah nonton film ini adalah kesederhanaan Hanung menggambarkan bahasa-bahasa cinta yang tercermin dalam akting pemain-pemainnya. Memang nggak mungkin 100% mengangkat kekuatan karakter tokoh-tokoh dalam novelnya ke dalam layar lebar, tapi dengan dialog-dialog pendek yang dihadirkan di film ini justru membuat setiap pemain bisa maksimal menunjukkan karakternya. Seperti di film-filmnya yang lain, Hanung memang sutradara yang paling memperhatikan detail sinematografi, apalagi didukung oleh team art (Allan n team) yang luar biasa dan penataan kamera (pak Ao/Faozan n team) yang nggak neko-neko...

Memang skenario terasa menjadi sangat ”compact”, usaha memadatkan cerita yang hampir selalu terjadi di film-film yang diangkat dari novel, dengan cara yang paling ampuh yaitu flashback. Tapi sekali lagi, justru ”kesederhanaan” Hanung menerjemahkan tokoh-tokohnya yang membuat film ini menjadi kuat. Proporsional..... nah ini kayanya kata yang paling tepat... proporsional..., dari tadi gue cari kata yang paling tepat untuk menggambarkan alur skenario film ini...

O ya, satu hal lagi kesuksesan film ini..., pesan-pesan agama, moral, kehidupan, dijelaskan Hanung dengan sangat..sangat.. jelas..., menurut gue kenapa bisa sangat jelas karena ya melalui kesederhanaan itu.... Film ini walaupun film tentang agama tapi kan nggak hanya untuk orang-orang yang faham betul tentang Islam..... Nggak perlu dengan atribut-atribut dan bahasa-bahasa agama yang berat untuk membawa pesan-pesan itu untuk sampai ke penonton. Gue setuju banget dengan keputusan Hanung mengenai hal ini... Plus lagi.. film ini berpotensi membuat tokoh Fahri menjadi laki-laki impian saat ini... bukan lagi si Boy.. Fahri kan manusia langka, 1 di antara seribu.. apa sejuta.. kita kan lagi krisis pria yang punya hati kaya Fahri... :)

Hanya satu yang agak nggak pas buat gue, musik/scoringnya… agak too much.. Tya Subiyakto memuaskan kegeniusannya bikin musik di sini, tapi kayanya film ini nggak perlu musik yang terlalu padat yaa.., agak domplang dengan kesederhanaan filmnya, banyak adegan yang udah kuat, nggak perlu musik lagi...

Anyway…, semua pendukung film ini patut diacungkan jempol….

Gue nggak sempet ketemu Hanung setelah selesai nonton, hanya ketemu sebelumnya, juga dengan Aris dan Gina, jadi gue langsung SMS seperti di atas tadi, sejujurnya gue agak emosi saat keluar tadi, happy dan haru..., inget waktu liat tampang Hanung yang kecewa banget setahun lalu sehabis pulang dari hunting lokasi film ini ke Mesir…. dan producer MD menyatakan nggak mungkin shooting di Mesir karena budget yang membengkak…. terus baca blognya Hanung….. haaahhh....

Gue bener2 berharap, mudah-mudah film ini sukses di pasaran, tidak menuai kontroversi nggak penting karena masalah agama yang diangkat… Gue berharap penonton Indonesia sudah makin cerdas untuk bisa menghargai sebuah karya film, dan untuk semua film-maker semakin tertantang untuk membuat film dengan totalitas dan tanggungjawab terhadap hasil karyanya...

Seperti komen gue di blognya Hanung: ”Nung, setiap tetes keringat, air mata bahkan darah yang keluar dari sebuah perjuangan yang tulus, pasti akan terbayar dengan siraman air sejuk yang nggak akan ada habisnya, selama semuanya dilakukan dengan ikhlas... gw percaya banget itu.. Apa pun hasil dari film AAC ini, yang terpenting loe udah buktiin totalitas, tanggung jawab dan dedikasi loe sebagai film maker... Setelah ini, apa pun film yg loe buat, pasti akan menjadi mudah...”

19 Feb 2008

3.27 AM


SOULMATE (dari AYAT-AYAT CINTA): "Mesir dan sungai Nil... kalau nggak ada sungai Nil nggak akan ada Mesir", gitu kata tokoh Maria....


Senin, 11 Februari 2008

the VIAGRA

Gue nggak usah dikuret...

Alhamdulillaah, setelah hari ini di-USG lagi, rahim gue udah bisa dibilang bersih, jadi nggak perlu dikuret...

Tapi.... gue disuruh pake VIAGRA... eiiittss... (sempet bengong sebentar gue..)

B'gini..... Dokter Jacoeb bilang, gue akan dikasih obat namanya viagra yang digunakan dengan cara dipotek dua (duh bahasanya..), terus dimasukkan ke dalam (sorry) vagina, untuk mempercepat mengembalikan atau istilahnya dia sih mengkerutkan kembali rahim sehingga normal... gue cuma manggut-manggut, tapi agak nggak nyambung gitu karena gue masih bingung apa gue salah denger yaa.. namanya kok viagra.... jadi gue nanya lagi, "sorry dok, untuk apa?" Dan dia pun menjelaskan sekali lagi sambil menunjuk-nunjuk hasil foto USG gue..... (dia pikir pasti gue bolot..) Dan memang jelas banget di resep ditulis: viagra 100.

Keluar dari ruang praktek, seperti biasa mau bayar gue tanya dulu harga obatnya... dan seorang suster bertanya agak berbisik.. "Mau ditebus viagranya?", gue jawab "Iya, berapa harganya?", suster masuk ke dalam dan keluar lagi dengan menjawab: "Harganya satu juta seratus sembilan puluh ribu.." Jreeeenggg...., ampun deh, mahal amat.... nih obat pasti canggih banget..., bisa bikin rahim gue langsung mengkerut...rut...rut... kali yaa...

Anyway, I trust my doctor very much, dokter gue ini lumayan udah jadi dokter kandungan favorite di jakarta. Prof. Dr. dr T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER, senior banget dan udah punya klinik sendiri di jalan Wijaya 1, klinik Sam Marie, yang memang klinik khusus fertilisasi, dan pastinya dia nggak sembarangan merekomendasikan obat ke pasiennya... tapi untuk viagra ini, gue masih mau mikir dan nanya2 dulu deh. Kalo obat-obatan, segala tes lab, suntik dan segala macem yang dia suruh untuk mempertahankan kehamilan gue kemarin, gue ikutin semua berapa pun harganya, tapi untuk mengembalikan rahim gue ke normal dengan minum obat ini, gue masih mikir dulu, nanya2 dulu deh...., ada yang punya pengalaman sama nggak ya sama gue dan pernah pake obat ini? Satu juta seratus sembilan pulu ribu booo......, glek..

Yah, pokoknya gue tetep bersyukur deh nggak harus kuret...

Sabtu, 09 Februari 2008

SOULMATE and FILM XL

Bener deh, ada hubungannya antara SOULMATE dan film XL...

Soal soulmate........ Ini semua berawal dari edisi baru tabloid Cek n Ricek (06-12 Februari 2008), yang cover depannya (alm) pak Harto dan mbak Halimah (yang ini definitely bukan soulmate...) dan cover belakangnya... nah ini... oom Soebronto Laras (SL) dan tante Martina Widjaja (MW)... yang pagi-pagi udah jadi bahasan gosip sabtu pagi ama Devi.... jadi gue belilah tabloid ini di perjalanan menuju makan siang with gank di Sedap Malam jalan Batu Ceper....

Absensi yang hadir: Gue n Randy, Devi n Oki, yang nggak bawa anak-anak. Niken n Anto dan Irma n Echa dengan rombongan lengkap... (2 keluarga terakhir ini aja = 14 orang), dengan personil nggak lengkap gini, total manusianya udah 19 orang... (padahal ini udah terjadi pengurangan personil yang cukup significant, setelah......)

Balik ke soulmate, dari obrolan nggak penting selama makan ngebahas artikel tentang TTM-nya SL dan MW, keluarlah definisi baru dari Irma: ”kalau masih muda namanya selingkuhan, kalo udah tua namanya soulmate...” Hmm... (ngangguk-ngangguk..)

Okeh, emang jadi nggak jelas judul untuk hubungan beda jenis kelamin ini, yang masing2 atau salah satunya udah berkeluarga...., antara TTM, selingkuhan, affair, teman akrab, sahabat dekat dan soulmate, memang tipiiiis banget bedanya.... tapi dilihat dari tingkat eksklusifitas-nya, soulmate kayanya lebih gimana gitu.. lebih halal.. lebih bikin merinding.. lebih permisif.. lebih berkelas.., terus kalo TTM n temen2nya itu kok rasanyaa.. suatu hal yang nggak bisa diterima gitu...

Kenapa soulmate jadi lebih bisa diterima, karena.. yaaa.. dari kasus SL dan MW itu kan mereka udah deket dari muda, dan sampai sekarang hubungan baik tetap berlanjut, bertemu dalam satu organisasi yang sama, porsi mereka bertemu dan bepergian bersama sampai ke luar negeri juga banyak dan yang paling memudahkan jalan mereka untuk terus bersama adalah keluarga yang juga (mungkin) bisa menerima... (nah ini yang kayanya kondisi yang paling jarang dan susah bisa didapat... keluarga yang bisa menerima..)

Gue menolak tudingan (bahasa infotainment nih..) Devi yang mengatakan gue PRO untuk kasus ini, gue cuma mencoba mendefinisikannya dengan... agak... sedikit... lebih... beda... ajaa... hi..hi..hi..

Kalo mau ambil contoh kasusnya Prince Charles dan Camilia, (late) Princess Diana nggak pernah bisa menerima hubungan suaminya sama perempuan yang banyak disebut orang sebagai soulmate-nya itu, mereka pun terus berhubungan diam-diam sampai Princess Diana meninggal.. dan end up-nya yaa... jalan mulus untuk Prince Charles ngawinin saoulmate-nya itu...

Jadi buat yang udah menikah, soulmate nggak akan ada beda artinya dengan TTM dan teman2nya, kalau nggak ada restu dari keluarga (pasangan)... judulnya tetap aja selingkuh...

Terus apa hubungannya ama film XL?

Yaa.. abis makan di Sedap Malam, kita dessert di es krim Ragusa... terus gue, Randy n Devi nonton film XL = EXTRA LARGE, antara Aku, Kau, dan mak Erot (written n directed by Monty Tiwa) di PS XXI........, ternyata satu hal yang perlu diwaspadai adalah: soulmate bisa bertemu di MADUMA! (tempat ”peminjaman” cewe2 nakal = pecun).

Bercerita tentang susahnya usaha Denny (Jamie Aditya) ”berhubungan” dengan seorang pecun bernama Intan (Francine Roosenda) dikarenakan malu (maap) anu-nya kecil. Hubungan Denny dan Intan ini sebagai PKL (Praktek Kerja Langsung) dari usaha Denny untuk belajar berbagai cara berhubungan sex, setelah juga berusaha membesarkan anunya ke ”mak Erot”. Hal ini dilakukan Denny karena harus terpaksa menikah dengan Vicky (Dewi Sandra) yang hyper-sex dan Denny harus memenuhi tuntutan sex dari calonnnya itu..., dan seperti yang sudah bisa ditebak dari awal film, Denny akhirnya malah jatuh cinta sama Intan si Pecun, karena Intan ternyata lebih..... keibuan (dalam arti: bisa beresin rumah, bikin nasi goreng, bikin bubur dan telor dadar... dan bisa menerima anu-nya Denny yang kecil... yeeahh..)

Mas Monty, alur ceritanya okeh, cuma emang Jamie susah yaa ngapalin script? He..he.. dia nggak bisa dialog panjang kaan… dan gaya dia di film samaaaaa banget dengan aslinya dia…, susah nggak mas nge-direct dia? Tapi menghibur banget kok...., dan Erron Lebang yang main jadi Steven (betul gak?) itu oke lho actingnya.... (dan tampangnya.. he..he..)

Balik ke soulmate, jadi ati-ati Ladies..., pecun-pecun yang nongkrong di Maduma atau pun yang berkeliaran di business district dengan berbagai alasan.. di antaranya nyamar sebagai .... (jangan deh, sensitif...), bisa jadi (dianggap sebagai) soulmate-nya laki-laki (yang tadinya) baik-baik....

Jadi emang ada kan hubungannya SOULMATE dengan film XL...

Jumat, 08 Februari 2008

COCOKKAN GAMBAR...



Foto yg di atas dibuat pada bulan Agustus 2000 (ato 1999 ya?)

Foto yg bawah dibuat pada 31 Desember 2007 menjelang tahun baru kemarin... (ki-ka: Niken, 4 anak - Irma, 3 anak - Devi, 2 anak dan guee... 1 anak)

Setelah 7 tahun, apa yang beda? Coba tolong anda cocokkan perempuan-perempuan di atas dengan yang di bawah! :)

Untuk ibu-ibu yang udah masuk usia pembaca majalah PESONA, bukan FEMINA lagi boo..., buntut udah segambreng (i'm not included utk yg ini..) , udah mulai panik ngeliat kulit muka, udah bakalan mati gaya kalo disuruh ke X2, teteup setia ama PEACOCK (tp kemarin udah declare kok utk nggak ke situ lagi, dan cari tempat lain yang lebih "sekarang"... tp menu Johnny wong-nya itu lho... nyam2..), yaaaaa lumayan laahh... ibu-ibu ini masih ’megang’.... (wakakaaakkk..) tebar-tebar pesona aja sih masih bisa laahh... (iya nggak buuu...)





The Smelly BARONGSAI



GONG XI FA CHOI....

Dalam rangka ikut2an memperingati Imlek, gue dan keshia, dan bapaknya jugaa... janjian dengan bege/devi/dinda/aaleya/minah (baca: nama suami/nama istri/nama anak1/nama anak2/nama babysitter) - untuk selanjutnya cukup disingkat bege's fam - untuk nonton Barongsai seperti tahun2 sebelumnya..., diputuskan utk nyari barongsai di grand mahakam hotel jam 11 siang..

Keshia dengan kostum chiongsam biru, gue dgn syal merah, laki gue - Randy - dengan kaos merah (tp ferrari, nggak nyambung kan...), siap sedia menuju lokasi...

Tapi barongsainya males2an manja gitu, nggak mau tampil kalau belum rame yg nonton.. nyebelin, jadi diundur jam 1 siang..., terpaksa pasukan moein's fam n bege's fam cari makan dulu di HEMA ahmad dahlan...

Akhirnya, dimulailah... ternyata yg nongol anak barongsai... 2 barongsai putih mungil.. yaa.. secara di dalem hotel grand mahakam yg se-uprit itu... kalo bapaknya barongsai ato engkongnya barongsai yang atraksi bisa pecah-pecah tuh lobby hotel... jadi yaa... gitu deeh...

Soal kecilnya sih nggak papa, tapi nih anak barongsai, yang walapun cuma goyang-goyang terus lompat ambil angpau yang digantung ternyata.. ngos-ngosan juga.. dan ampun deh.. belum sejam udah mengeluarkan bau-bau tidak sedap.. (maap nih... bukan nggak ngehargain usaha orang atraksi barongsai) tapi kayanya di dalem kostum barongsai itu, mereka keringetan boo... sooo smelly...., devi yang pertama menghirupnya... (hii...), gue jadi jaga jarak deh..., pas terakhir satu anak barongsai mendekat.. gue melipir duluaaann.... maap yaa...

My 3rd miscarriages...

Tanggal 28 Januari 2008, Prof. Jacoeb menyatakan kalo janin gue nggak tumbuh di usia 9 minggu kehamilan...

Setelah meninggalkan aktivitas gue sebulan ini, jadi anak manis di rumah, nonton TV dan bengong di tempat tidur (nontonin super mama konser.. dari sebel sampe ketawa-ketawa nggak jelas - i love ruben onsu - ha..ha..), kata orang-orang sih disuruh bed-rest supaya nggak cape, minum segala obat mulai dari pengencer darah, penguat rahim, penambah hormon, vitamin, dan suntik seminggu sekali sampai 3 kali... TETEEUUP.. janin di perut gue nggak berkembang.. terakhir tes estradiol, hormon gue malah drop bukannya naik... Setelah menguatkan hati untuk ikhlas, gue turutin keputusan dokter untuk minum obat GASTRUL - untuk mengeluarkan secara alami isi rahim gue..., setelah seminggu minum obat itu, balik ke dokter, di-USG, ternyata rahim gue belum bersih bo'..., harus terusin minum obat, dan kalau senin tgl 11 Februari 2008 besok rahim gue belum bersih juga, terpaksa harus dikuret.... again...!!

Bukan sekali ini gue ngalamin, sebelumnya Juni 2007 (just 6 months before), gue juga keguguran, tapi langsung bleeding di usia kandungan 6 minggu, dan dikuret di minggu ke 7, abis tuuhh... gue keleyengen seminggu kaya orang mabok.. orang laen kok abis dikuret bisa langsung jalan-jalan... gue malah mau pingsan... kekurangan zat besi... anemia segala.. repoott...

Trauma pendarahan, trauma dikuret, trauma anemia... SATU PAKET...

Keguguran yang pertama (tahun 2001) "lumayan sukses", baru 5 minggu-an lansung pendarahan, cuma dikasih obat pembersih rahim, langsung beres..., walaupun baru 5 tahun kemudian bisa hamil lagi.... dan keguguran lagi...

Suami gue kembali bernyanyi: "..guguuur satu, hamil lagii.." (nyanyinya pake nada lagu GUGUR BUNGA gitu yaa...)

Mudah-mudahan... minggu depan nggak usah pake acara dikuret ya booo......

Kamis, 07 Februari 2008

Gara-gara wulgur

Gara-gara disuruh kasih comment di blog-nya wulgur jadi ikut bikin blog ini, tengkyu jeung...

It's about time aja sih, karena mau mulai tahun ini dengan semangat baru.. niat baru.. dengan rencana2 produksi film lagi, biar bisa share to others..

Just started this year in sadness.. :( keguguran untuk ketiga kalinya, tgl 28 januari kemarin dokter menyatakan janin gue nggak tumbuh di usia 9 minggu.. , again? Many questions came out.., What? why? How? .. again.. ignored my feeling... setelah sebulan lebih ninggalin all activities untuk mempertahankan janin ini.... I believe, It's GOD says..., Tuhan punya rahasia lain di balik ini... gitu sih kata buku-buku yang gue baca... life must go on laah.... emang disuruh bikin film lagi kaliii...

Back to work guys.., back to meeting.. meeting.. n' meeting.. dan pastinya.. begadang lagiii..!

(BTW, jeung wul.. blognya ok kok..., keep on writing!)