21 tahun bukan waktu yang pendek untuk sebuah film dapat terus diingat oleh para penontonnya… film Nagabonar adalah salah satu film
Gembira, salut dan haru… itu yang saya rasakan saat menyaksikan kembali film Nagabonar di layar lebar saat Premiere kemarin malam. Film yang diproduksi tahun 1986 dan release di bioskop tahun 1987, telah mengalami perbaikan besar-besaran secara teknis agar dapat kembali disaksikan dengan kualitas yang baik. Saya tidak terlibat langsung dalam proses ini, tapi cukup mengikuti step by step prosesnya. Mulai dari kondisi negative dan positive film-nya yang hancur, warnanya yang hilang, scratch, berjamur sampai dengan sound-nya yang sudah parah...
Dengan niat dan semangat yang tinggi, bang Deddy Mizwar dan tim melewati semua proses untuk memperbaiki kondisi film yang rusak ini, dan Alhamdulillaah.. walaupun harus mengeluarkan biaya yang besar (bisa buat bikin 1 film baru..he..he..), keribetan teknis yang luar biasa dan tentu saja waktu yang cukup panjang (hampir setahun…), akhirnya film ini bisa release kembali di bioskop mulai besok hari Kamis tanggal 8 Mei 2008, si semua jaringan bioskop di Indonesia… bertepatan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional…
Rasa haru yang saya rasakan awalnya mungkin lebih karena hubungan emotional yang besar, karena saat film ini dibuat – saya masih usia SMP – mengikuti proses produksinya mulai dari persiapan sampai shooting, juga hadir, menyaksikan dan merasakan kemenangan film ini sebagai film terbaik di FFI 1987…. dan 20 tahun kemudian merasakan kerinduan pada tokoh legendaris ini, kemudian terinspirasi untuk membuat film Nagabonar jadi 2, yang Alhamdulillaah juga menjadi Box Office… dan menjadi film terbaik FFI 2007...
Tapi ternyata keharuan itu menjadi semakin dalam ketika melihat reaksi penonton-penonton muda yang menyaksikan premiere kemain malam, mereka adalah penonton muda yang 21 tahun lalu belum lahir atau masih sangat kecil dan belum menyaksikan film ini, lucunya termasuk beberapa bintang film Nagabonar jadi 2, yang sejujurnya juga belum pernah menyaksikan film fenomenal ini... :) Mereka bisa tertawa dan menangis, bahkan beberapa tidak percaya kalau film ini adalah produksi sineas Indonesia 21 tahun yang lalu…
Rasanya respon mereka tidak berlebihan, menyaksikan film ini adalah menikmati sebuah film dari alur scenario yang luar biasa matang dari seorang sastrawan besar Asrul Sani (Alm), berkali-kali saya harus berdecak kagum dengan dialog-dialog yang begitu sarat makna, problema sampai dengan rasa kebangsaan yang tersirat di film in masih sangat relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini… karakter-karakter yang kuat divisualkan dengan sangat sederhana, natural dalam pengadeganan dari seorang sutradara senior MT. Risyaf…., dan menurut saya chemistry antar pemain di film ini terjalin dengan sangat kuat, tercermin dalam kenaturalan acting setiap pemainnya… Excellent…
Mudah-mudahan di antara film-film Indonesia saat ini yang masih dipenuhi oleh cerita-cerita hantu dan percintaan anak-anak, film Nagabonar bisa memenuhi kerinduan kita semua, bernostalgia untuk yang sudah pernah menonton, dan untuk yang sudah punya anak usia belasan tahun, nggak apa2 diajak menyaksikan film ini…, dan untuk penonton muda Indonesia.. yang sudah menyaksikan film Nagabonar jadi 2 dan ingin tahu latar belakang Jenderal Nagabonar yang mantan pencopet itu… nonton deh di bioskop… dengan kualitas warna, suara, musik yang lebih baik dari film aslinya…